Jumat, 15 Oktober 2010

Minggu, 10 Oktober 2010
ARTIKEL PELAYANAN
Hakikat dan Pengertian Pelayanan Prima

Secara sederhana, pelayanan prima (excellent service) adalah suatu pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.

Dalam pelayanan prima terdapat dua elemen yang saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua elemen tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh tenaga pelayanan (penjual, pedagang, pelayan, atau salesman). Konsep pelayanan prima dapat diterapkan pada berbagai organisasi, instansi, pemerintah, ataupun perusahaan bisnis.

Perlu diketahui bahwa kemajuan yang dicapai oleh suatu negara tercermin dari satandar pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya. Negara-negara yang tergolong miskin pada umumnya kualitas pelayanan yang diberikan di bawah standar minimal. Pada negara-negara berkembang kualitas pelayanan telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di negara-negara maju kualitas pelayanan terhadap rakyatnya di atas standar minimal.

Terdapat beberapa definisi tentang kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh para ahli. Dan dari sejumlah definisi tersebut terdapat beberapa kesamaan, yaitu:

1. kualitas merupakan usaha untuk memenuhi harapan pelanggan
2. kualitas merupakan kondisi mutu yang setiap saat mengalami perubahan
3. kualitas itu mencakup proses, produk, barang, jasa, manusia, dan lingkungan
4. kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Vincent Gespersz menyatakan bahwa kualitas pelayanan meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut:
a. Ketepatan waktu pelayanan berkaitan dengan waktu tunggu dan proses.
b. Kualitas pelayanan berkaitan dengan akurasi atau kepetatan pelayanan.
c. Kualitas pelayanan berkaitan dengan kesopanan dan keramahan pelaku bisnis.
d. Kualitas pelayanan berkaitan dengan tanggung jawab dalam penanganan keluhan pelanggan.
e. Kualitas pelayanan berkaitan dengan sedikit banyaknya petugas yang melayani serta fasilitas pendukung lainnya.
f. Kualitas pelayanan berkaitan dengan lokasi, ruangan tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan petunujuk/panduan lainnya.
g. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kondisi lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik, AC, alat komunikasi, dan lain-lain.
Minggu, 10 Oktober 2010
ARTIKEL PROSES PEMASARAN
Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”[2] Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[3] Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :

1. Tempat yang strategis (place),
2. Produk yang bermutu (product),
3. Harga yang kompetitif (price), dan
4. Promosi yang gencar (promotion).

Dari sudut pandang konsumen :

1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).

Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Birokrat Belum Berjiwa Wirausaha
05 Dec 2009

* Koran Jakarta
* Nasional

Berbagai kalangan meminta pemerintah mendorong I u 11 ibi 11 nn .t jiwa entrepreneurship di berbagai sektor, sekaligus menciptakan government entrepreunership untuk mengganti gaya birokrat yang cenderung lamban merespons perkembangan.

"Mentalitas birokrat kebanyakan adalah spending, itu harus diganti menjadi birokrat berjiwa entrepreneurship dan dapat menghasilkan income bagi daerah," kata Kepala En-terpreuner Education Center Universitas Ciputra Agung Waluyo seusai Seminar dan Workshop Enterpreneurship Experiencing di Kampus UI, Depok, Jumat (4/12).

Langkah paling sederhana untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan birokrat aalah dengan melakukan efisiensi prosedur, sinkronisasi, dan koordinasi antardepartemen, serta pelayanan kepada publik dengan cara lebih baik.

"Seringnya yang ditemukan itu ada overlaping antardepartemen, terjadi pemborosan dan in-efisiensi. Kita ingin ada political will dari pemerintah untuk menciptakan government entrepreneurship" paparnya.

Agung mengatakan pihaknya pernah diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengonsep pendidikan entrepreneurship saat pertemuan Nasional Summit 2009. Pendidikan kewirausahaan ini secara formal diajarkan dari SD hingga universitas.

Agung menyebut Periode Agustus tahun 2005/2006 terdapat 323.902 lulusan universitas, enam bulan berikutnya tercatat 66.578 lulusan terdidik itu menganggur. lumlah itu membengkak menjadi 1,1 juta pada Februari 2008.

"Untuk itu, kita usul dibentuknya asosiasi entrepreneur-ship center di Indonesia, yang akan membawa semangat dan pelatihan entrepreneurship di seluruh provinsi. Jadi pemerintah harus menyiapkan itu," imbuhnya.

Program ini, kata Agung, dapat disinergikan dengan program Departemen Pendidikan yang berencana membentuk 300 entrepreneurship center di universitas seluruh Indonesia. Lebih lanjut, sinergi program itu akan melibatkan akademisi, bisnis people, tokoh masyarakat, dan pemerintah sebagai fasilitator.

"Entrepreneurship government akan menjadikan pemerintah lebih baik dan tidak terlalu birokratis," paparnya.
Kritikan juga muncul dari pelaku bisnis, yang merasa tidak dipedulikan pemerintah. "Kita sulit sekali mendapatkan bantuan pemerintah, padahal kita mendapat penghargaan World of Excelence dari Unesco untuk inovasi software Batik Fractal," kata Head of Business Pixel People Project Nancy Margried.

Nancy mengaku geram terhadap pemerintah, pasalnya bisnis kelompoknya bertujuan mengembangkan motif, kemasan, sekaligus memasarkan produk batik di pasar global."Dukungan pemerintah . hanya memfasilitasi pameran. Yang membantu kami itu justru LSM Amerika, mereka mendanai 25.000 dollar untuk enam bulan," terangnya.

Ia mengaku prihatin dengan sikap pemerintah yang justru menghambur-hamburkan uang rakyat untuk Bank Century senilai 6,7 triliun rupiah. "Ini ironis, kita dapat dana dari asing, sementara pemerintah menggelontorkan triliunan rupiah untuk sesuatu yang nggak jelas," ungkapnya.

setiawan ananto/E-3
Entitas terkaitAgung | Batik | Dukungan | Entrepreneurship | Excelence | Februari | Head | Jumat | Kampus | Kepala | Kritikan | Langkah | LSM | Mentalitas | Nancy | Pendidikan | Program | SD | Seminar | Seringnya | Unesco | World | Bank Century | Departemen Pendidikan | Nasional Summit | Periode Agustus | Workshop Enterpreneurship Experiencing | Birokrat Belum Berjiwa Wirausaha | Presiden Susilo Bambang Yudhoyono | Business Pixel People Project Nancy | Education Center Universitas Ciputra Agung Waluyo |
Ringkasan Artikel Ini
Berbagai kalangan meminta pemerintah mendorong I u 11 ibi 11 nn .t jiwa entrepreneurship di berbagai sektor, sekaligus menciptakan government entrepreunership untuk mengganti gaya birokrat yang cenderung lamban merespons perkembangan. "Untuk itu, kita usul dibentuknya asosiasi entrepreneur-ship center di Indonesia, yang akan membawa semangat dan pelatihan entrepreneurship di seluruh provinsi. Nancy mengaku geram terhadap pemerintah, pasalnya bisnis kelompoknya bertujuan mengembangkan motif, kemasan, sekaligus memasarkan produk batik di pasar global."Dukungan pemerintah . "Ini ironis, kita dapat dana dari asing, sementara pemerintah menggelontorkan triliunan rupiah untuk sesuatu yang nggak jelas," ungkapnya.

Jumlah kata di Artikel : 408
Jumlah kata di Summary : 90
Ratio : 0,221

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.
ARTIKEL PROMOTION
"Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication".
Promosi meliputi semua alat-slat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk/barang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial (konsumen).
Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar
(audience) yang sifatnya membujuk. Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kwalitas dan sebagainya dari pihak penjualan. Contohnya dalam keadaan kehidupan sehari-hari ada kalanya pada saat berbincang-bincang orang menyinggung produk atau juga tertentu, umumnya mengatakan keinginannya membeli rumah atau mengatakan bahwa besok malam film di Juwita sangat bagus, maka dalam hal ini orang tersebut telah melaksanakan kegiatankegtatan promosi.
Seperti telah dikatakan di atas, tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia- sia. Tujuan promosi merupakan dasar dalam membuat keseluruhan program promosi yang akan dijalankan oleh perusahaan dalam rangka mencapai apa yang diinginkannya, kemudian akan menyusul langkah-langkah selanjutnya. Sebenarnya setiap perusahaan yang memiliki program promosi bila dilihat secara nyata bahwa tujuan daripada promosi masing-masing sering tidak sama rata sama lainnya. Akan tetapi pada umumnya suatu promosi mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :

1. Penampakkan :
Salah satu tujuan penting dari promosi adalah promosi tersebut harus dapat menyampaikan pasan pads sejumlah calon pembeli yang dituju atau yang ditargetkan, dengan demikian perusahaan harus mem1lih mane yens dapat dicapai ke pembeli yang dituju tersebut. Dalam rangka penampakkan ini perlu diperhatikan langkah lengkah sebagai berikut :
- Menentukan calon pembeli yang dituju atau yang di targetkan.
- Menentukan jumlah calon pembeli yang dituju.
- Memilih media yang paling sesuai untuk dapat mencapai calon pembeli tersebut.

2. Perhatian :
Promosi harus dapat menarik perhatian konsumen ateu calon pembeli yang dituju, namun seringkali sangat sukar untuk menarik perhatian calon pembeli terhadappromosi yang kita lakukan disebabkan adanya sedemikian banyak promosi yang dilakukan pula oleh perusahaan lainnya, sehingga perhatian calon pembeli tidak hanya terpusat pada promosi yang dilakukan oleh perusahaan lainnya yang meliputi sejumlah edvertensi, promosi penjualan dan usaha-usaha promosi lainnya. Jadi perusahaan dihadapkan pada masalah bagaimana agar promosi yang dilakukan oleh perusahaan lainnya.
Cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian calon pembeli misalnya memberikan sponsor untuk suatu acara tertentu, penggunaan orang yang sudah popular di mata masyarakat dalam reklamenya, menonjolkan apa yang lebih menjadi keistimewaan produknya yang tidak terdapat pada produk lainnya, dan lain sebagainya.

3. Pemahaman :
Tujuan promosi lainnya dari promosi ialah pemahaman yang dicapai pada waktu calon pembeli menginterpretasikan pesan yang sampai kepadanya. Calon pembeli sering kali tidak dapat memahami promosi yang tidak direncanakan dengan baik atau yang dapat menarik perhatian, kadang-kadang perubahan dari media yang digunakan dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas sehingga dalam merubah penggunaan media kita juga harus melibat apakah perlu diadakan perubahan pesan. Dengan demikian perusahaan harus yakin bahwa pesan yang disampaikan melalui media itu jelas dan dapat menarik perhatian, karena banyak perusahaan mempromosikan berbagai macam produknya, calon pembeli banyak tertarik, mengingat dan memahami beberapa promosi dari sekian banyak promosi yang ada.

4. Perubahan Sikap :
Setelah promosi dapat dipahami oleh calon pembeli, maka perusahaan mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap promosi tersebut. Setiap perusaan harus menyesuaikan promosinya dengan produk yang dihasilkannya untuk dapat merubah sikap calon pembeli yang ditujunya, misalnya perubahan agar pembeli mengalihkan pembeliannya dari produk perusahaan lain ke produk yang dihasilkan oleh perusahaannya.
Banyak perusahaan menggunakan advertensi merubah sikap calon pembeli yang ditujukannya, advertensi belum tentu dapat menyebabkan sebagian besar pembeli untuk segera melakukan pembeliannya.

5. Tindakan :
Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu promosi.
Labels: Manajemen Pemasaran


Strategi Marketing
Strategi promosi yang dilakukan oleh Unilever Indonesia pada Produk Pond’s adalah:
v Gencar dalam beriklan dan mengadakan event
Activating Problem Recognition, dengan melakukan aktivitas promosi bellow the line maupun above the line.
Sekuel iklan à untuk membangun brand awareness pasar terhadap produk Pond’s dan menciptakan preferensi merek bagi konsumen yang ingin membeli produk kosmetika Pembersih dan Pelembab agar memilih Pond’s
Membangkitkan emosi konsumen dengan tema cinta. Karena tema cinta dan romantika dekat dengan kehidupan remaja.
v Differensiasi produk sesuai dengan kebutuhan yang lebih spesifik. Produk Pond’s yang beredar dipasaran pada saat ini adalah:
Produk Pembersih Pond’s : Anti-bacterial facial scrub, Perfect care shake clean, White beauty facial foam, White beauty milk toner, White beauty shake clean
Prouduk Pelembab Pond’s: Oil control lightening moisturizer, Ponds white beauty detox
v Melalui strategi yang dilancarkan tersebut hasil yang didapatkan menurut survey adalah bahwa Pond’s Merupakan produk kosmetik yang paling diminat konsumen dengan pangsa pasar terbesar yaitu 18%.

Strategi Promosi
Setelah Unilever Indonesia berhasil mengaktifasi problem recognition pada konsumen remaja. Beberapa strategi promosi yang dilancarkan adalah
Above the line
Billboard : Menempatkan Billboard berisikaan promosi mengenai produk pada titik-titik penting di jalan raya.
Print Ad : Menempatkan iklan-iklan menarik pada media cetak seperti majalah dan tabloid remaja, dan adlibs di stasiun radio remaja
TV Commercial : Menggunakan TVC dengan intensitas yang cukup tinggi, dengan menampilkan sosok remaja putri yang menggunakan produk serta menggunakan endorsers yang terkenal di kalangan remaja yaitu artis dan penyanyi terkenal Bunga Citra Lestari.
Below the line
Melakukan aktivitas promosi dengan menggelar beberapa even yang berkaitan dengan remaja seperti Ponds Dream Access (PDA), promosi School to School, Mall Road show
Melakukan In Store activation pada pusat-pusat perbelanjaan, hypermart dan supermarket
Menggelar Beautylogy, tujuan utama adalah menyampaikan pesan yang mendidik dan membuat kampanye yang menyenangkan untuk kelompok sasaran kaum muda Indonesia, membangun pesan inti Pond’s “satu solusi untuk memecahkan 5 masalah anda” dan memperkenalkan Bunga Citra Lestari sebagai Duta Mereknya, sosok sempurna untuk mewakili kalangan wanita remaja dewasa ini.

http://casper-danny.blog.friendster.com/
ARTIKEL PLACE
Pemilihan Lokasi Usaha
Sebelum menjalankan usaha, terlebih dahulu pengusaha harus menentukan tempat/lokasi usaha secara jelas, sebab lokasi merupakan bagian dari aspek pemasaran.
Dalam menentukan Tempat/lokasi usaha secara garis besar ada dua hal yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut.
1. Backward Linkage (Pertalian ke Belakang)
Hal ini berkaitan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan wirausahawan jika perusahaannya adalah manufaktur, karena backward linkage adalah masalah sumber bahan baku bagi produknya.
2. Forward Linkage (Pertalian ke Depan)
Forward linkage berhubungan dengan masalah pemasaran produknya. Bagaimana agar lokasi yang dipilih akan memudahkan perusahaan dalam mendekatkan produknya kepada segmen pasar yang telah ditentukan.

Secara terperinci hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tempat/lokasi usaha yang menguntungkan perusahaan di antaranya, antara lain sebagai berikut.
1. Berdekatan dengan sumber bahan baku.
2. Berdekatan dengan pasar.
3. Kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja.
4. Kemudahan dalam hal fasilitas transportasi.
5. Kemudahan dalam memperoleh bahan bakar.
6. Kemudahan memperoleh air.


Sekilas Perusahaan
Mustika Ratu Tbk didirikan pada 1975, dimulai dari garasi kediaman Ibu BRA Mooryati Soedibyo. Tahun 1978, perseroan mulai menjalankan usahanya secara komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya, permintaan konsumen semakin meningkat, hingga pada 1980-an perseroan mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.
Pada 8 April 1981, pabrik perseroan resmi dioperasikan. Dalam rangka memperkokoh struktur permodalan, serta mewujudkan visinya sebagai perusahaan Kosmetika dan Jamu Alami Berteknologi Tinggi Terbaik di Indonesia, perseroan melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Jakarta pada 1995. Perseroan mulai menerapkan standar internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan sejak 1996
Ruang lingkup kegiatan perseroan meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu, kosmetik tradisional, serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan.

http://en.vivanews.com/news/read/11978-mustika_ratu__mrat_
ARTIKEL PRICE
Definisi/Pengertian Harga, Tujuan & Metode Pendekatan Penetapan Harga - Manajemen Pemasaran
Fri, 09/05/2008 - 1:15am — godam64
A. Definisi / Pengertian Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
B. Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
C. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
May 27, 2009
Strategi Penentuan Harga Prestige Price Pada Produk Harley Davidson*

*Artikel ini pernah saya jadikan bahan tugas kuliah Analisis Ekonomi dan Bisnis di STEKPI.

Pernahkah anda melihat motor besar yang memiliki kecepatan dan harga-nya seperti mobil berjalan di jalan tol dan jalan raya . Pastilah motor yang anda maksud tidak bukan adalah motor bermerek Harley Davidson.

Menurut perkiraan, di seluruh Indonesia kini ada sekitar 2.500 unit motor Harley-Davidson dari berbagai tipe. Sementara itu, jumlah pemiliknya diperkirakan sekitar 1.500 orang. Tipe terbaru yang ada di negeri ini diperkirakan hanya 500 unit, selebihnya motor Harley tua.

Boleh dibilang, hanya mereka yang fanatiklah yang memiliki motor ini, mengingat harga dan biaya perawatannya sangat mahal. Berdasarkan website resmi Perusahaan Authorized Dealer dari Harley Davidson Indonesia yaitu PT Mabua Harley Davidson yang saya lihat memang harga motor, spare part, dan aksesori-nya ini sangat mahal dan hanya menjangkau untuk target pasar dalam kalangan konsumen menengah atas atau tertentu saja.

Setiap orang tentu punya alasan sendiri-sendiri mengapa bisa fanatik pada Harley-Davidson. Tapi, yang jelas, para pemilik motor ini mengaku baru benar-benar dapat menikmati asyiknya bermotor setelah berada di atas sadel Harley. Ada kebanggaan tersendiri karena kesannya yang jantan, apalagi jika ditambah pernak-pernik jaket dan sarung tangan kulit plus lars tinggi, yang semuanya dipakai untuk kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara (safety ridding).

Dalam strategi penentuan harga PT Mabua Harley Davidson yang merupakan satu-satu Authorized Dealer dari Harley Davidson Indonesia menetapkan bahwa Strategi penentuan harga yang digunakan adalah strategi penentuan harga prestige price.

Strategi Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi dan umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty. Contoh : Harley Davidson, Roll Royce, Rolex, Guess, Gianni Versace, Prada, Vertu, dan lain sebagainya.

Strategi ini menetapkan tingkat harga yang tinggi agar konsumen yang sangat peduli dengan statusnya tertarik dengan produk dan kemudian membelinya.

Dalam strategi harga ini produsen harus menentukan yang namanya Demand-Based Pricing. Demand-Based Pricing dimana harga sebuah produk sangat tergantung dari persepsi konsumen dalam menilai sebuah produk. Semakin tinggi persepsi nilai sebuah barang dan tingginya minat maka harga akan semakin tinggi pula hingga margin yang tak terbatas. Oleh sebab itu produsen pun akan menempatkan nilai sebuah produknya dengan istimewa dan menciptakan image didalamnya.

Pada dasarnya penetapan suatu harga dapat mempengaruhi jumlah demand, dimana konsumen akan tidak sensitif terhadap harga, pada saat :
1) Produk yang dijual bersifat sangat khusus
2) Pembeli tidak dapat dengan mudah membandingkan kualitas dari produk yang ditawarkan tersebut.
3) Manfaat yang dirasakan oleh konsumen lebih besar dari harga/cost yang dikeluarkan oleh konsumen.
4) Tingkat kebutuhan konsumen terhadap produk tersebut tinggi.
5) Produk yang dibeli memiliki nilai kualitas, prestige, dan exclusivitas yang tinggi.
6) Produsen yang mengeluarkan produk sejenis tersebut sedikit, dan bersifat "Limitted Edition".

Konsekuensinya perusahaan harus mampu memahami knowledge (segala hal) tentang kualitas produk, harapan tertinggi konsumen, dan target marketnya. Perusahaan harus terus menerus memahami kebutuhan konsumennya dan meningkatkan skill untuk meningkatkan prestige dari produk yang ditawarkan.

Dikarenakan motor Harley Davidson ini hanya menjangkau untuk kalangan tertentu saja, maka untuk sistem informasi pelanggan dan pelayanan terhadap konsumennya, perusahaan ini membuat dan mengkemaskan menjadi sebuah komunitas yang sangat unik, seperti organisasi pelanggan (customer) yang diciptakan oleh Merek Gaya Hidup Sepeda Motor "Harley-Davidon", yang mendengarkan keinginan pelanggan (customer) yang diberi nama dengan Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) yang memiliki 22 Cabang kepengurusan yang tersebar di wilayah Indonesia.

Strategi di atas di gunakan pada perusahaan Harley Davidson dalam mengelola pelanggan (customers) agar punya keterkaitan emosional dengan merek dan tidak mudah berpindah kepada merek lain padahal merek lain untuk sepeda motor sejenis juga banyak tetapi yang terkenal seluruh Dunia adalah Merek Harley-Davidson, menjadikan komunitas terpesona. walaupun ada segelintir pemilik Harley tradisional yang mencibir, tetapi para eksekutif Harley melihat nilai nyata dalam mengumpulkan gerombolan pelanggan (customer) baru dengan cara memberi pesan bahwa "Kami memasarkan keasyikan".

Keasyikan yang diperoleh pelanggan (customers) akan berdampak pada peningkatan penjualan seantero dunia karena komunitas Harley bukan Hanya di Negara asalnya tetapi diseluruh dunia perlakuannya sama, mereka bangga menunggangi sepeda motor dengan mesin menderu-deru ketika gerombolan pemilik Harley-Davidson melewati Jalan bahkan kendaraan lain minggir memberi jalan untuk dilewati oleh Harley-Davidson.

Menurut artikel yang pernah saya baca bahwa Harley-Davidson Inc, sebuah perusahaan yang nyaris bangkrut pada tahun 1985 (Sam Hill and Glenn Rifkin, 1999), pernah melaporkan rekor penjualan dan pendapatan tahun ke 12 berturut-turut dengan pendapatan sebesar $1,8 Milyar, naik 21 % dari tahun sebelumnya, Harley Davidson tidak tergantung pada periklanan besar-besaran tetapi pada upaya menciptakan suatu komunitas pelanggan (Customers) sembari tetap setia pada mereknya.

Para pelanggan (customer) Harley-Davidson bukan hanya memperoleh kenikmatan berkendara tetapi mereka membentuk suatu komunitas dan pada setiap ulang tahun yang diselenggarakan setiap pemilik (pelanggan/customers) diundang untuk suatu ziarah lintas negeri dalam rangka ulang tahun disponsori oleh Perusahaan Harley Davidson itu sendiri.
Di negara asal-nya sendiri, Semua eksekutif senior dan seluruh karyawannya mempunyai kedekatan hubungan dengan merek itu karena mereka tidak hanya membuat dan menjual sepeda motor, mereka juga menjadi pelanggannya.

Di Indonesia, Harley Davidson Inc mempercayai PT Mabua Harley Davidson untuk menjadi Authorized Dealer Harley Davidson dan sampai saat ini di PT Mabua Harley Davidson hanya memiliki 6 showroom, outlet, dan service center yang hanya tersebar di kota besar Indonesia.
Posted by : Subhan Apriyatna at 1:28:00 AM
Ada Apa Lagi dari Mayora?

Thursday, June 26th, 2003
oleh : admin

“Satu Lagi dari Mayora”. Ya, jargon ini pernah sangat fasih dilafalkan anak-anak Indonesia yang memang suka biskuit dan permen. Produk-produk Mayora yang keluar secara beruntun pernah menjadi pembelanja iklan terbesar bagi TV swasta. Namun, entah mengapa, Mayora tiba-tiba menghilang seiring krisis yang mulai mengguncang.

Publik kemudian menyimpulkan bahwa masa keemasan Mayora telah berakhir ketika muncul berita PT Mayora Indah tersangkut transaksi derivatif dengan Bankers Trust Internasional (SWA edisi 05/2000) yang berbuntut ke meja hijau. Beruntung kasus ini dimenangkan Mayora pada Oktober 2002.

Pada saat yang sama, Mayora juga diguncang tuntutan kenaikan gaji karyawan. Manajemen Mayora menolak tuntutan karyawan ini. Akan tetapi, bagusnya, tak ada PHK bagi mereka yang berdemo. Kabarnya, ada pihak lain yang mengompori demo karyawan ini.

Seperti dialami perusahaan lain, krisis membuat neraca keuangan perusahaan ini termehek-mehek. September 1999, Mayora merugi Rp 27,47 miliar. Angka penjualan sepanjang 9 bulan pertama tahun itu Rp 370,91 milliar atau hanya tumbuh 7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 344,84 milliar. Belum lagi dampak dari belitan beban usaha dan bunga utang. Yang patut diacungi jempol, kondisi ini tak mampu memaksa manajemen Mayora melakukan satu pun PHK terhadap karyawannya.

Kondisi tersulit Mayora adalah ketika para pesaingnya yang juga pemain kuat dunia, Danone dan Nabisco, tampil agresif di pentas bisnis nasional. Dalam waktu relatif singkat, produk-produk kedua perusahaan raksasa ini menohok produk Mayora, juga produsen biskuit lokal lainnya. Repotnya, sodokan pemain lokal yang juga gencar menghadirkan produk baru dan inovatif terus saja mengganggu pasar Mayora. Permen Kopiko, produk andalan Mayora, terpukul hebat oleh permen Kino yang jorjoran beriklan dengan tagline-nya yang mengena, “Begitu Ada Kino, Yang Lain Jadi Kuno”.

Apa kata Mayora? Hermawan Lesmana, Direktur Keuangan Mayora, membantah anggapan bahwa bintang perusahaan yang ikut didirikannya itu telah meredup. Katanya, Mayora tak mengurangi biaya promosi di tengah krisis sekalipun. Periode 2000-2, besaran angka promosi bahkan terus diperbesar. Sepanjang 2000, Mayora menghabiskan Rp 49 miliar untuk promosi dan naik lagi menjadi Rp 52 miliar tahun berikutnya. Pada 2002, angka itu mencapai Rp 75 miliar. Hasilnya, penjualan Mayora sebesar Rp 998 miliar pada 2002 atau naik 19,2% dibanding tahun sebelumnya, Rp 833 miliar. Tahun ini, Mayora menargetkan penjualan Rp 1-1,2 triliun. Laba bersih tahun 2001 sebesar Rp 31,14 milliar dan naik hampir 400% pada 2002 yang mencapai Rp 119,49 milliar.

Prestasi ini adalah buah dari berbagai kebijakan baru. Salah satunya, perubahan strategi beriklan. Saat krisis tempo hari, iklan-iklan Mayora tampak berbeda dibanding sebelumnya. Iklan-iklan sebelumnya lebih menonjolkan citra korporat, sedangkan saat itu Mayora memilih menonjolkan merek-merek produk. Perusahaan makanan ringan ini tampaknya sadar bahwa tak semua produk Mayora dikenal masyarakat. Beng Beng, Choki-Choki dan Kopiko memang dikenal sebagai produk Mayora. Namun, Mayora hampir-hampir tak dikenali pada produknya yang lain seperti Wafer Sando, Suklat, Energen Sereal, permen Tamarin dan Kalsio meskipun gencar diiklankan.

Perubahan strategi iklan ini juga menjadi salah satu bentuk penghematan: mengurangi durasi iklan dengan memotong narasi jargon andalannya, “Satu Lagi dari Mayora”. Penghilangan bagian ini sebenarnya bisa menjadi masalah jika ternyata tujuan menonjolkan merek-merek produk justru tidak kesampaian. Akan tetapi, kata Hermawan, slogan korporat Mayora telah menancap dengan sempurna di benak masyarakat.

Mayora juga siap merestrukturisasi utang obligasi rupiah (Obligasi Mayora Indah I) senilai Rp 300 miliar yang akan jatuh tempo pada 2004. “Kami sudah siapkan dananya,” ujar Hermawan. Obligasi rupiah yang dikeluarkan perseroan sejak 1997 tersebut tercatat di PT Bursa Efek Surabaya dengan jangka 5-7 tahun. Perseroan juga sebelumnya berhasil merestrukturisasi utang Medium Term Notes (MTN) senilai US$ 29,9 juta kepada kreditor lokal dan asing melalui mediasi Prakarsa Jakarta. MTN yang sedianya jatuh tempo pada 1999 berhasil dijadwal ulang hingga 2004. “Kami berharap hingga 2004 semua utang valas tersebut sudah bisa terbayar. Tapi jika gagal, akan ditempuh cara refinancing,” jelasnya.

Dan masih banyak strategi lainnya. Inovasi produk, model pemasaran yang kreatif dan efektif, permodalan yang kuat. Soal yang terakhir ini sedikit melegakan, sebab nilai tukar rupiah terus membaik. Nilai dolar AS sangat esensial bagi Mayora, karena bahan baku dan kemasan produknya masih banyak yang harus diimpor. Tahun ini juga Mayora akan menambah lini produksi pabrik di Tangerang dan memperluas bangunan pabriknya yang sudah ada. Sumber dananya? Sejumlah media beberapa pekan lalu mengutip pernyataan Hermawan yang menyebutkan pihaknya akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 200 miliar.

Nah, per 2001, strategi beriklan dengan menonjolkan citra korporat kembali dilancarkan. Yang berbeda, dulu Mayora memercayakan sepenuhnya kepada agensi tunggal, Hotline Advertising, sedangkan kini, membaginya kepada empat perusahaan periklanan. Ada yang ditunjuk hanya menangani kreatifnya sedangkan agensi lainnya semata mengurusi penempatan iklan-iklan tersebut ke media massa yang sesuai dengan visi dan misi yang sedang dan akan dibangun. Kegiatan below the line juga digalakkan, seperti ikut serta dalam berbagai bazar dan promosi hingga ke sekolah-sekolah.

Dalam waktu dekat, Mayora kembali akan meluncurkan produk baru. Ini tampaknya jawaban atas keraguan orang bahwa Mayora telah kehilangan taringnya dalam hal inovasi produk yang pernah sangat dibanggakan. Beberapa tahun silam, Mayora dikenal sebagai pelari cepat dengan berbagai produknya yang hadir secara beruntun. PT Kakao Mas Gemilang, anak perusahaan Mayora, meluncurkan Energen Sereal yang segera disusul Suklat plus beberapa produk permen seperti Tamarin, Plonk, Kis dan Kalsio (diposisikan sebagai permen Kalsium) serta wafer Sando. “Kami juga akan me-relaunch beberapa produk seperti Malkish Prima,” ungkap Hermawan.

Hebatnya, pamor produk Mayora yang diluncurkan beberapa tahun lalu tetap saja bersinar. Di Hero Mal Kalibata, misalnya, penjualan Kopiko, Beng-Beng dan Danisa tak pernah surut bertahun-tahun lamanya. Periode Mei 2003 misalnya, Kopiko dengan harga Rp 4.375, berhasil terjual 50 kantong (satu kantong isi 80 pieces). Bandingkan dengan Yesco (PT Pasta Buana), pesaing Kopiko, yang hanya mencapai 20 kantong. Januari awal tahun ini, Beng-Beng terjual 2.400 pieces dan naik lagi menjadi 2.500 pieces sebulan kemudian, sebelum menjadi 2.800 pieces pada Mei lalu. Sementara pesaing terkuatnya, Tops, hanya mampu mencetak 800 pieces dengan harga jual sedikit lebih murah dibanding Beng-Beng. Namun, kinerja Danisa Butter Cookies sedikit lambat. Di kategori ini, Danisa harus bersaing ketat dengan pemain lama yang terbilang kuat, Monde produk PT Jadi Abadi Corak Biscuit.

Selain terus mengembangkan produk dan merestrukturisasi utang, perusahaan ini pun masih mengekspor. Chief Consultant Officer Direxion Consulting, Jahja B. Soenarjo, mengatakan bahwa Mayora memang tampak slowdown, “Tapi bukan tiarap.” Buktinya, ekspornya masih terbilang bagus yang nilainya mencapai sama dengan 15% biaya produksi. Beberapa produknya pun lumayan bagus, seperti produk mi instan Miduo, biskuit Roma yang legendaris, serta permen Kopiko yang terus menjadi idola.

Jahja menilai, boleh jadi Mayora sedang melakukan reorientasi. Akan tetapi, ada informasi bagus yang didapatkan Jahja bahwa salah satu kesulitan utama Mayora saat ini adalah minimnya manajer profesional berkualitas yang dapat menjadi agen perubahan dalam organisasi perusahaan agar lebih responsif dan adaptif. Setidaknya, kehadiran profesional ini bisa mengangkat produk yang keok di pasar. Beruntung, Mayora masih oke di kategori biskuit dan permen. Contohnya, Beng-Beng, biskuit Roma dan biskuit sandwich Better-nya.

Mayora juga memiliki produk-produk low-end yang tidak perlu gencar diiklankan, termasuk Miduo yang kinerja penjualannya lumayan bagus. “Perusahaan ini sangat kompetitif dan tuntutan speed of innovation-nya tinggi. Dalam hitungan bulan saja muncul banyak produk plus merek baru (horisontal) serta varian baru (vertikal),” puji Jahja.

Namun, bukan jaminan bahwa Mayora yang diposisikan dalam 10 besar produsen biskuit ternama di Republik ini bisa bertahan dengan gagah jika inovasi tersebut tidak disuntik energi lebih besar lagi. Pasalnya, pesaing mereka terlihat sangat gencar, baik lokal maupun multinasional. Dari pemain lokal, Mayora harus terus mengintip sepak terjang Khong Guan, Nissin, Hollanda, Siantar Top atau AIM. Adapun dari para raksasa dunia, Nabisco, Arnott dan Danone siap melumat habis saat lengah sedikit saja.

Namun, kelebihan Mayora dibanding pesaingnya, khususnya dari pasar pemain lokal, adalah bermain di tiga kategori sekaligus, yakni biskuit, permen dan makanan. Satu lagi, keandalan jaringan distribusi yang ditangani anak perusahaan sendiri, yakni PT Inbisco, yang memiliki jejaring distribusi di 309 titik cabang dan keagenan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Info Produk Nokia E71
Diposting Oleh: Deddy Dunixi Pada Hari Wednesday, 25 November 2009One Comment
Share

Quadband, TFT 16M Colors, GPRS, HSDPA, Bluetooth, 3.15MP Camera, MP3 Player, FM Radio, 110MB Internal Memory, microSD Slo, WiFi, GPS, Symbian 9.2, QWERTY Keyboard.

Spesifikasi Detail
Network Availability: GSM

Network Coverage: GSM 850 / GSM 900 / GSM 1800 / GSM 1900
Display Type: TFT, 16M colors
Display Size: 320 x 240 pixels
Input Type: QWERTY Keyboard, 5-way Scroll Key
Ringtones Type: Customisable Ring Tone
Std. Memory: 110 MB Internal Memory

Memory Slot: MicroSD, hotswap, up to 8GB
GPRS: GPRS class A, Edge Class A, HSDPA(max 3.6Mbps)
Messaging Capabilities: SMS, MMS, Email
Infrared Port: Available
Bluetooth: Available
Wireless LAN: Available
Camera: 3.2 MP (2048 x 1546), LED Flash, autofocus
Video Recorder: QVGA
Voice Recorder: Available
Multimedia: FM Radio, MP3/WMA/AAC/AAC+/eAAC+
Talk Time: 10.3 hours
Standby Time: 408 Hours
Operating System: Symbian Os 9.2, S60 3.1 Edition, Eseries
Other Personal Assistants :
Calendar
Calculator
Converter
Active Notes
*To-do-list
Reminders
Quick Office
PDF Viewer
Dictionary
Integrated A-GPS, NOKIA MAPS
PC Connectivity: Bluetooth 2.0 EDR, Micro-USB
Dimension: (WHD) 57×114x10 mm
Weight: 127 g

Kiasaran harga baru: 3 Jutaan.
Suka dengan Artikel Diatas ? Bagikan Di Web / Blog Anda
Dengan Link Back Ke Blog ini tentunya kita akan mudah untuk saling berkomunikasi dan tentunya sama sama diuntungkan, karena blog ini SEO nya manstap..!! Silakan Link Back Ke Sumber Asli Artikel Ini, Copy Code HTML dibawah ini dan paste di postingan web/blog anda.
RE: [balita-anda] produk susu kedelai

Rachmawati Krisdjoko
Mon, 15 Mar 2010 02:30:21 -0700

Kalo mau beralih ke susu sapi pelan2 aja mbak. Kalo ternyata reaksi anak
masih alergi sama sapi jangan dulu nanti lain kali coba lagi sedikit2. (ini
pengalaman aku dengan anak yang alergi susu sapi).

-----Original Message-----
From: Viria Arieaji [mailto:vi...@ptmkm.co.id]
Sent: Monday, March 15, 2010 4:20 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] produk susu kedelai

Ikutan nimbrung mba..:)
Anakku naufal ( 22 bln) jg alergi susu sapi, selama ini minum susu soya.
Blum lama ini aku cobaiin minum susu uht tp muka & matanya langsung merah
dan gatal2.
Sebaiknya klau mau ganti susu sapi kira2 umur brp ya?

Thanks

-----Original Message-----
From: Nani [mailto:nani.rcijkt.logist...@ritra.com]
Sent: Monday, March 15, 2010 4:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] produk susu kedelai

Udah Mba, tetapi bukan adiknya yang minumin malah kakaknya, saya tdk bisa
menyetok susu uht krn kakaknya selalu minumin (Kakaknya sdh umur 6 thn)
padahal sy sdh larang tetapi kalo tdk dikasih dia ngambek trus suka mukul2
ke adiknya.

Kalo ada saya dirumah dia agak penurut bisa dilarang utk tdk minum tetapi
kalo sy kekantor mbanya kewalahan melarangnya.

Yang tadinya susu UHT utk 1 bulan jadi Cuma utk beberapa hari aja..he..he

---Original Message-----
From: Besta Arlita [mailto:mam...@gmail.com]
Sent: Monday, March 15, 2010 3:09 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] produk susu kedelai

Sudah coba UHT utk susu sapinya ? Lebih segar, gak melalui banyak
pemrosesan.


send from my ALSA ~smartphone~

-----Original Message-----
From: "Nani"
Date: Mon, 15 Mar 2010 15:02:27
To:
Subject: RE: [balita-anda] produk susu kedelai
Dear Mba Lita,

Iya nich Mba, anakku M.Ihsan (skrg 2 thn) alergi susu sapi, susunya sampai
skrg masih Isomil...aku pernah coba kasih Dancow siapa tahu udh bisa terima
tetapi kayaknya blm soalnya pas aku kasih dancow pupnya sehari bisa 4-5 kali
sdgkan kalo pake isomil sehari sekali aja.

Tx
-----Original Message-----
From: Besta Arlita [mailto:mam...@gmail.com]
Sent: Monday, March 15, 2010 2:53 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] produk susu kedelai

Mbak Nani,

Alergi susu sapi maksudnya ?
Sekarang ini pakai susu apa?

Rgds
Lita


send from my ALSA ~smartphone~

-----Original Message-----
From: "Nani"
Date: Mon, 15 Mar 2010 14:47:05
To:
Subject: RE: [balita-anda] produk susu kedelai
Dear Mba Emma,

Mba, waktu dikasih sustagen itu umur berapa yach ? trus sustagen nya yang
Junior atau yang biasa ?
Anak saya juga Alergi susu nich Mba, secara anak sys dh 2 tahun dan pas saya
coba susu Dancow dia masih belum cocok.

Tx,
Mamanya Zaidan
-----Original Message-----
From: Emma [mailto:emma.bach...@gmail.com]
Sent: Monday, March 15, 2010 2:36 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] produk susu kedelai

Ass.wr.wb,

salam kenal saya emma mama dari Syifa(3th4bln) dan Raguan(1,5th).Klo
anak-anak saya blum pernah
minum tapi anak sepupu saya karena dia alergi ama susu formula, ama mamanya
dikasi susu kedelai
dan alhamdulillah cocok.
sekarang udah stop bukan karena apa-apa tp gara-gara anaknya udah bosen trus

diganti sustagen
ampe sekarang ndak ada masalah.

Tx

Emma
Keaslian Produk Coca-Cola – Versi Lengkap!

September 23, 2008 in Seorang Akuntan | Tags: coca-cola, cost, distribution, dumping, murah, pricing | by Laron

Pada hari minggu sepulang berbelanja bersama istri, aku terpikir untuk menulis surat pembaca di detik.com. Dalam beberapa hari terakhir aku memang penasaran dengan produk Coca-Cola yang dijual 5.000-an di sekitar tempatku tinggal, Petukangan. Sehari kemudian suratku dimuat di detik.com. Lebih lengkapnya bisa klik ini.

Keesokan harinya setelah suratku dimuat, pihak Coca-Cola langsung menghubungiku. Mereka mencoba memberi klarifikasi bahwa produk yang aku maksud itu memang produk asli Coca-Cola yang didistribusikan secara resmi. Mereka juga menjelaskan bahwa harga “diskon” tersebut hanya dalam rangka bulan puasa. Sebagai tambahan, mereka juga mempersenjatai penjual dengan surat keterangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sayangnya aku belum sempat mengecek.

Menerima penjelasan seperti itu tentu saja dalam hati aku tidak puas. Latar belakang akuntansi memang membuatku sedikit skeptis, karena yang ada di otakku hanyalah perhitungan biaya, COGS, dan pricing theory.

Setelah telepon yang pertama, pihak Coca-Cola kembali menghubungiku untuk meminta tolong agar sekiranya aku menulis kembali di detik.com mengenai klarifikasi yang mereka berikan. Karena detik.com adalah situs top 10 di Indonesia yang sudah pasti pembacanya cukup banyak, aku juga tidak mau “aneh-aneh” untuk memperpanjang skeptisku yang tidak berujung. Maka dengan kerendahan hati aku tuliskan keterangan yang diberikan oleh pihak Coca-Cola (lihat). Dan sisanya, akan aku tuangkan dalam blog ini.

Kejanggalan-kejanggalan:

1. Dumping Theory

Dumping adalah salah satu kebijakan penetapan harga yang menggunakan lebih dari satu harga. Artinya perusahaan akan menjual harga lebih mahal/murah di tempat lain. Walaupun dumping mengandung konteks antarnegara, aku pikir masih relevan jika kita kaitkan dengan kasus ini.

Semenjak produk “diskon” tersebut beredar di masyarakat, ternyata aku masih menemukan harga produk Coca-Cola yang “normal” di supermarket. Katakanlah di Giant, Carrefour, Indomaret, Alfa, dll. Kalaupun ada perbedaan, pasti hanya sedikit dan itu karena kesepakatan dengan pihak supermarket.

Hal ini tentu saja menjadi pertanyaan besar bagi kita semua? Terlebih lagi, hal ini tentu akan merugikan pihak supermarket karena konsumen sudah pasti memilih harga yang lebih murah. Toh, tidak ada peraturan bahwa produk Coca-Cola 5.000-an itu hanya untuk orang miskin dan orang kaya tidak boleh membeli. Maka secara bisnis tentu saja hal ini akan berakibat buruk karena menganggu hubungan dengan pihak distributor, yaitu supermarket.

2. Predatory Pricing

Secara sederhana, predatory pricing adalah strategi penetapan harga dengan cara menjual barang/jasa dengan harga sangat murah di bawah harga pasar (bahkan sampai di bawah COGS = rugi), yang tujuannya untuk mengambil pangsa pasar pesaing dan kemudian menaikan harga secara bertahap sambil mempertahankan konsumen.

Industri minuman kaleng termasuk industri yang elastis (informasi dari situs www.coca-colabottling.co.id). Artinya persentase perubahan harga akan mengakibatkan perubahan persentase permintaan yang lebih besar melebihi perubahan harga itu sendiri.

Sekarang coba anda bayangkan saat Coca-Cola menetapkan harganya Rp 5.000 (diskon 44% dari harga normal yang sekitar Rp 9.000). Sudah pasti permintaannya akan jauh melonjak dan lebih besar. Dengan demikian, pasar industri minuman bisa terserap semua ke Coca-Cola. Pesaing yang lain seperti Pepsi tentu saja akan hancur.

Strategi ini sepertinya tidak perlu dilakukan Coca-Cola yang merupakan market leader di pasar Indonesia. Bukan hanya tidak tepat, tetapi bisa merusak citra/imej yang telah Coca-Cola bangun selama ini (akan kita bahas dalam poin selanjutnya).

3. Citra (Price Reflect Quality)

Harga mencerminkan kualitas. Saya yakin kebanyakan orang akan beranggapan bahwa harga yang murah identik dengan kualitas kelas rendah. Jika Coca-Cola menurunkan harga sedemikian drastis, tentu saja pengeluaran mereka di iklan untuk membangun citra/imej menjadi hancur lebur berantakan. Anda pasti kita ingat “Segarnya Mantap, itu Coca-Cola”, atau “Hidup Ala Coca-Cola”

Akupun pertama kali tahu bahwa harganya sedemikian murah sudah langsung beranggapan buruk, bahwa ini tidak mungkin produk legal Coca-Cola. Bisa jadi ini Coca-Cola “odong-odong” seperti produk, makanan, atau minuman yang sering masuk investigasi di Trans TV. Produk hasil penyalahgunaan zat-zat atau bahan-bahan tertentu.

4. Kemana Iklannya?

Saat pihak Coca-Cola mengatakan ‘dalam rangka bulan puasa’, langsung saja aku berpikir, ‘nonsense!’. Tidak mungkin mereka mau mengorbankan biaya yang mereka keluarkan secara cuma-cuma. Memberi kepuasan kepada konsumen? Impossible. Tujuan perusahaan adalah profit, atau lebih tepatnya memaksimalkan kesejahteraan pemilik saham. Sangat sulit diterima jika Coca-Cola mau “beramal” sedemikan baik seperti itu kepada “sebagian” konsumennya. Jangankan menurunkan harga, mengadakan sebuah acara “tidak penting” saja perusahaan pasti menggembar-gemborkan setengah mati di televisi.

5. Cost, cost, and cost!

Sebagai seorang akuntan tentu saja aku memikirkan biaya. Kalau Coca-Cola berani menetapkan harga Rp 5.000 untuk botol besar, jadi berapa COGS mereka? Apakah selama ini margin mereka sedemikian besar? Kenapa mereka tidak menurunkan harga sejak dulu kala? Remember: Elastisitas!

Secara akuntansi saja sudah tidak masuk akal, apalagi kita bercermin dalam kacamata ekonomi, opportunity cost. Oh my…

Sebagai konsumen kita memang harus lebih kritis dan jeli dalam memilih barang/jasa. Kesimpulanku adalah kecil kemungkinan produk Coca-Cola yang dipasarkan dengan harga “diskon” tersebut merupakan resmi melalui jalur distribusi Coca-Cola. Pendapatku yang terburuk adalah produk tersebut sudah kadaluarsa (walaupun saatku coba rasanya masih sama seperti biasa). Kecurigaanku ini didukung oleh fakta banyak dan marak terjadi penjualan produk kadaluarsa di pasar Indonesia saat ini.

Pendapat ini datang dari pribadiku sendiri tanpa ada maksud untuk menjatuhkan Coca-Cola dan tidak lebih lahir dari rasa skeptisme yang diajarkan di kuliah auditing (wahahahaha!!!).

http://eggie.wordpress.com/2008/09/23/keaslian-produk-coca-cola-%E2%80%93-versi-lengkap/
produk mustika ratu
Produk-produk jamu dan kosmetika tradisional Mustika Ratu dibuat dari bahan-bahan alami. Hampir seluruh produk kami diramu sesuai resep leluhur, pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat, yang diwariskan turun menurun. Namun kini produk-produk ini dibuat dengan menggunakan teknik dan mesin modern yang memenuhi standar ketat kualitas dan keamanan. Berawal dari usaha rumah tangga,kini telah tumbuh menjadi perusahaan consumer products yang besar. Produk-produk Mustika Ratu kini menempati posisi puncak di pasar domestik dan diterima baik di pasar luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Bertolak dari keberhasilan ini, perusahaan berencana untuk meningkatkan ekspor dan penetrasi ke pasar internasional. Mustika Ratu kini memusatkan usahanya pada produk jamu dan kosmetika tradisional, yang kategori produknya - baik jenis produk maupun mereknya - terus berkembang

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-
Adrilsyah Adnan
Nama : Adrilsyah Adnan
Jenis Usaha : Clothing
Merek Usaha : Warning, 74, Magma, Camo

Lokasi Usaha : Bandung, Jakarta, Surabaya,
Jogjakarta, Purwakarta
Mulai Usaha : 1997
Usaha lainnya : Pemasok bahan clothing


Bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan memang jadi sebuah keharusan. Apalagi ketika memulai usaha baru. Tentu, tak bisa berleha-leha untuk mengerjakannya karena harus memenuhi target yang diinginkan. Hal itulah yang dilakukan Adrilsyah Adnan saat memulai karirnya menjadi pengusaha.


Adril adalah seorang perantau yang berasal dari Bukit Tinggi. Ia telah menyelesaikan kuliahnya di bandung pada tahun 1997. Untuk menyambung hidupnya, ia harus untuk menecari cara untuk mendapatkan uang. Ia memulainya dengan menjadi brooker sweater rajut di Bandung untuk di jual ke Jakarta. Dari Ibu Kota, ia datang ke kembali dengan membawa topi untuk di pasarkan di Bandung. Walaupun untung yang ia dapatkan sedikit, usaha ini tetap ia tekuni selama beberapa bulan

Bisnis yang berawal dari kebutuhan itu pun berkembang jadi usaha menguntungkan. Itu bermula dari Adril yang menemukan celah baru di dunia bisnis. Penjualan topi pun tak mengandalkan lagi produk asal Jakarta. Sedikit demi sedikit, ia membangun konveksi yang khusus membuat topi.Setelah cukup berkembang, ia memberanikan diri membuka usahanya dalam bentuk toko di kawasan Parahyangan Plaza. Toko topi dengan merek dagang Warning ini pun cukup laku. Darisana ia pun mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka produk baru. Di tahun 2000 ia pun jadi pelopor bisnis pakaian distro di kawasan Parahyangan Plaza.

Adril pun mulai dengan membuat produk berupa kaos, tas, hingga apparel distro lainnya. Ia pun tak hanya membuka tokonya di Bandung. Untuk memperluas jaringan usahanya, Adril membuka clothingnya di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Jogjakarta serta Purwakarta.

Usahanya berjalan dengan lancar. Sekarang ia membuat clothing dengan merek baru yaitu 74 yang diambil dari tahun kelahirannya. Warning pun berpindah tempat, dan toko yang ada di Parahyangan dijadikan clothing 74. Ia kembali membuka merek baru yaitu Magma dan Camo. Sebetulnya, semua merek milik Adril itu bergerak di bidang yang sama. Cuma, ia pintar memanfaatkan segmentasi pasar yang terbagi jadi beberapa macam.

Saat ini, ia juga jadi pemasok bahan untuk beberapa distro di Bandung. Awalnya memang ia belanja hanya untuk keperluan clothingnya. Tapi, karena ada permintaan dari rekanan bisnisnya, Adril pun memulai usaha barunya untuk menjual bahan. Sekarang, adril yang awalnya mondar mandir Bandung Jakarta untuk mencari tambahan kebutuhan hidup sudah tinggal menikmati hasilnya. Malah, ia pun ikut membuka peluang kerja baru dengan puluhan karyawan serta vendornya

http://www.nuansahati.co.cc/2010/02/profil-pengusaha-sukses-adrilsyah-adnan.html
Diposkan oleh iyan.priasuswanta di 04.51 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Label: profil wirausaha
Indra Bigwanto
Siapa yang pernah mendengar nama Bandung FM ? Bagi pendengar setia radio, nama stasiun yang satu ini masih cukup asing. Setidaknya dalam kurun waktu enam bulan ke belakang. Wajar saja, pendengarnya juga hanya diperkirakan 3.000 orang. Bahkan, peringkatnya juga hampir paling bontot, yaitu di posisi 46.


Oleh Administrator, 14 Juli 2009

Nama Usaha : Bandung FM

Mulai Usaha : 1988

Usaha Lain : Guard Indonesia, Editor Best 1 Djarum

: Sekolah Manajemen Radio

Lokasi Usaha : Bandung

Organisasi : PRSSNI (Ketua II Jawa Barat)

: PRSSNI (Kaetua I Pusat)

: Ketua Tim Task Force Suara Aceh (With UNESCO)

: Instruktur Unesco









Siapa yang pernah mendengar nama Bandung FM ? Bagi pendengar setia radio, nama stasiun yang satu ini masih cukup asing. Setidaknya dalam kurun waktu enam bulan ke belakang. Wajar saja, pendengarnya juga hanya diperkirakan 3.000 orang. Bahkan, peringkatnya juga hampir paling bontot, yaitu di posisi 46.



Namun, siapa sangka hanya dalam waktu enam bulan, Bandung FM langsung meroket. Memang masih belum setenar radio swasta yang sudah berdiri puluhan tahun. Tapi yang ajaib, justru beberapa radio berpamor tinggi peringkatnya sudah disalip radio yang bisa disebut masih “anak bawang”. Pendengarnya bertambah puluhan kali lipat menjadi sekitar 90 ribu. Sementara peringkatnya langsung menyodok ke posisi 11.



Jangan tanya soal modal atau promosi besar-besaran. Pasalnya sang pemikir satu ini tak mengandalkan jurus tersebut untuk memajukan radio yang baru satu semester digarapnya. Nah, kuncinya ternyata ada pada program yang dibuat untuk menarik jumlah pendengar yang banyak.



Sebelum melanjutkan ke cerita berikutnya, mari kita berkenalan dengan orang yang membuat Bandung FM cepat “berlari”. Ia adalah Indra Bigwanto. Lelaki kelahiran September 1962 inilah yang mampu menaikan pamor radio sepi pendengar jadi favorit.



“Banyak komunitas yang bisa digarap, kami merangkul ujung tombaknya dan itu terbukti berhasil,” ujar Indra.



Salahsatu komunitas yang dituju adalah kelompok pendukung Persib Bandung. Komunitas yang tergabung dalam Viking ini ia manfaatkan sebagai pasar. Dua “gegedug” Viking diajak kerjasama sebagai penyiar, Ayi Beutik dan Yana Bool. Dan program inilah yang jadi unggulan di Bandung FM.



“Program republik bobotoh (program siaran Ayi dan Yana) memang sengaja dibuat, selain komunitasnya banyak, ini juga merupakan perwujudan konsep di masa lalu saya yang sempat membuat tabloid Bobotoh,” jelas Indra.



Selain komunitas pecinta Persib, Indra dan timnya juga memanfaatkan komunitas lainnya seperti otomotif, blogger, ataupun film. Nah, program yang dibuatnya ini rupanya dapat merangkul banyak pendengar untuk beralih ke frekuensi 95.2 Bandung FM.



Urusan radio memang sudah menjadi santapan Indra sejak dulu. Pertama kali ia terjun ke dunia kerja, Indra langsung menggeluti dunia radio di Radio Famor di tahun 1988. Tak lama dari itu, ia beralih ke media cetak dan bergabung ke koran Pikiran Rakyat . Lalu PR membuat radio, dan Indra pun kembali dipercaya menggawangi radio PR sebagai Station Manager.



Tahun 1990, Indra kembali pindah. Kali ini radio OZ jadi pelabuhan berikutnya. Di radio ini Indra yang dipercaya sebagai Direktur selama 10 tahun membuat banyak perubahan. Banyak program yang dibuat bersama timnya seperti komputerisasi, pengadaan OB Van, serta mampu meningkatkan pendapatan karyawannya. Bahkan, Indra juga sempat satu era dengan P Poject serta Sogi Indraduadja yang keduanya kini punya nama tenar.



Tahun 2000, Indra keluar dari OZ dan memutuskan membuat usaha sendiri. Ia berangkat ke Jakarta dan mendirikan perusahaan komunikasi bernama Metro Star hingga tahun 2004. Di tahun 2002, ia juga mendirikan perusahaan di Bandung yang bergerak di bidang konsultan radio yaitu PT. Radio Inovator Indonesia (RI-1).



Selain itu, Indra juga sempat beberapakali membuat media cetak seperti Buah Batu Bisnis, Bandung Plus, Pasar Mobil Bandung, Metro Pos, serta Tabloid Bobotoh. Persaingan yang cukup ketat membuatnya harus mencoba untuk kembali menggeluti dunia radio.



“Nah di radio ini, sekarang saya juga akan kembali menerbitkan tabloid,” katanya.

Banyak tantangan yang sudah ia dapatkan saat menjalani usahanya, Namun ia tetap bertahan dan mampu kembali bangkit untuk terjun di usaha baru. Menurutnya, kunci suksesnya harus berada pada mental yang kuat. Persaingan yang semakin ketat membuat tentu membutuhkan daya tahan yang kuat untuk menghadapinya.



Selain itu, Indra juga menyarankan agar terus berfokus pada usaha yang sedang dijalankan. Differensiasi juga jadi faktor yang penting untuk berlomba dengan perusahaan lain. Ia mengatakan, dengan perbedaan akan dapat menciptakan pasar sendiri yang bisa digarap.



Dengan adanya teknologi yang lebih maju seperti sekarang, Indra juga menyarankan agar memanfaatkan jaringan sosial di internet dengan lebih intensif. Menurutnya, hal itu bisa dijadikan sebagai sarana promosi efektif dan murah biaya.



“Saat ini banyak yang bisa dimanfaatkan untuk memajukan usaha, tinggal kitanya saja yang harus bisa mencari differensiasi, dan terus fokus pada usaha yang dikerjakan,” tutur mantan Ketua I PRSSNI (Persatuan radio Siaran Swasta Nasional Indonesia).

http://pengusaha.co.id/cerita
Aburizal Bakrie
Ir. H. Aburizal Bakrie (lahir di Jakarta, 15 November 1946; umur 63 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009. Ia pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama, namun posisinya berubah dalam perombakan yang dilakukan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005.

Dia adalah anak sulung dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie, dan akrab dipanggil Ical. Selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1973, Ical memilih fokus mengembangkan perusahaan keluarga, dan terakhir sebelum menjadi anggota kabinet, dia memimpin Kelompok Usaha Bakrie (1992-2004).

Selama berkecimpung di dunia usaha, Ical juga aktif dalam kepengurusan sejumlah organisasi pengusaha. Sebelum memutuskan meninggalkan karier di dunia usaha, dia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) selama dua periode (1994-2004).

Pada 2004, Ical memutuskan untuk mengakhiri karier di dunia usaha, setelah mendapat kepercayaan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009. Dan sejak terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2009-2010, waktu dan energinya tercurah untuk mengurus partai.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aburizal_Bakrie
PROFIL SEORANG WIRAUSAHAWAN

oleh : nurul noviani

07301244093

Bapak Danang Priyadi adalah sososk wirausahawan yang ulet dan pantang menyerah untuk memulai sebuah usaha baru. Walaupun dalam kegiatan kewirausahaannya mengalami pasang surut tetapi beliau tetap berusaha bertahan walaupun dengan keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami akan menampilkan profil beliau dan sedikit mengutarakan kisah beliau dalam menjalankan usahanya.

Bapak Danang Priyadi adalah seorang pedagang ayam potong di Pasar Induk Giwangan. Beliau memulai usahanya pada tahun 2001, di mana pada saat itu sebelum diadakan relokasi pasar induk, beliau berdagang di pasar Shopping. Saat ini, beliau telah memulai usaha barunya yaitu tempat pemotongan ayam Murakabi dan Cattering Rina. Berikut ini adalah hasil wawancara kami dengan beliau :

Kru : Bagaimana awal perjalanan Bapak sebagai seorang wirausahawan dan awal mulanya merintis usaha berdagang ayam?

Bapak Danang : Pada Awal mulanya, setelah tamat SMA, saya tidak bisa melanjutkan studi ke bangku kuliah karena keterbatasan biaya. Akhirnya karena bingung mencari kerja di mana-mana, saya kemudian memulai usaha berdagang ayam potong. Ide berdagang ayam potong muncul karena dulu orang tua saya juga berdagang daging ayam potong jadi saya mempunyai modal ilmu dari orang tua saya dan kemudian orang tua saya mengenalkan beberapa supplier ayam-ayam potong yang ada di daerah saya.

Pada awal usaha, modal yang saya peroleh didapatkan dari hutang di bank sebesar Rp 500.000,00. Modal ini saya manfaatkan untuk membeli ayam potong dan membuka stand kecil di Pasar Shopping (dulu, orang tua saya juga berdagang di pasar tersebut). Sistem berdagang yang dianut supplier ayam potong mitra kerja saya sangat memudahkan saya untuk berdagang karena kita bisa melakukan pembayarannya setelah daging-daging ayam potong itu terjual.

Kemudian karena semakin lama saya mempunyai banyak pelanggan, akhirnya saya bisa memperbesar stand di pasar dan menambah stok daging ayam potong yang saya jual dan hasil pendapatan yan gsaya peroleh dapat digunakan untuk melunasi hutang di bank dan turut membantu biaya pendidikan adik-adik karena saya adalah anak tertua dari 3 bersaudara.

Kru : Apakah Bapak pernah mengalami masa-masa sulit yang menyangkut kesuksesan dan Kemerosotan usaha Bapak? Apakah suka-dukanya menjalankan usaha ini?

Bapak Danang : Setiap pedagang pasti pernah mengalami pasang surut dalam usahanya. Pada awalnya saya memulai berdagang, saya bersepeda dengan membawa barang dagangan ke pasar shopping. Saya harus berangkat pagi-pagi setelah shubuh dengan bersepeda kurang lebih satu jam. Karena masih pedagang baru, pada awalnya hanya sedikit pembeli tetapi lama kelamaan pelanggan saya menajdi lebih banyak. Prinsip saya adalah berusaha beramah tamah dengan setiap pembeli dan selalu tersenyum.

Saya memulai usaha pada tahun 2001, setahun setelahnya saya bisa membeli sepeda motor bekas untuk saya berdagang dan sebagai pengganti sepeda. Hingga tahun 2005 saya berdagang di Pasar Shopping, kemudian diadakan relokasi pasar sehingga sekarang pindah di Pasar Induk Giwangan. Di pasar induk, kegiatan perdagangan sedikit lesu karena letaknya pasar yang kurang strategis sehingga beberapa pelanggan saya yang kebanyakan orang kota tidak lagi membeli di tempat saya dan lebih memilih pasar-pasar kecil yang dekat rumah. Oleh karenanya saya memikirkan usaha sampingan untuk menambah penghasilan yaitu dengan membuka tempat pemotongan ayam dan bersama istri, saya membuka cattering, menerima pesanan ayam, baik berupa daging mentah ataupun dalam bentuk olahan, seperti ayam goreng,ayam bakar, sate, dll.

Kru : Kalau boleh kami tahu, berapakah modal dan penghasilan bapak tiap bulannya? Bagaimanakah rencana ke depannya bapak dalam mengembangkan usaha ini?

Bapak Danang : Kalau dihitung secara rinci, saya tidak tahu persis penghasilan dari usaha ini, tetapi kalau dikira-kira saya bisa mendapat minimal 2 juta per bulan dan mungkin bisa lebih banyak lagi apabila ada pesanan-pesanan. Pengahsilan itu digunakan untuk modal berdagang kembali, mencukupi kebutuhan keluarga, dan melunasi cicilan hutang di bank.

Alhamdulillah dari penghasilan itu, saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan dapat digunakan untuk keperluan yang lain juga. Baru-baru saja, saya hutang 15 juta dari bank untuk memulai usaha pemotongan ayam, jadi saya bisa melayani pembeli yang membutuhkan ayam baik dalam partai kecil dan besar. Istri saya juga turut membuka usaha cattering dan menerima pesanan olahan daging ayam dalam berbagai macam masakan.

Kru : Terima kasih atas beberapa info yang bapak berikan kepada kami dan apakah nasehat dari bapak kepada kaum muda yang ingin menajdi usahawan?

Bapak Danang : Sama-sama, saya juga senang menceritakan pengalaman hidup saya, semoga bisa bermanfaat.

Bagi para usahawan muda, sebaiknya melihat dulu pasaran, apakah usaha yang cocok sekarang ini dan prospektif dengan modal kecil dan mudah dijalankan. Berusaha dengan tekun dan pantang menyerah serta selalu berpikir kreatif.

Demikianlah hasil wawancara yang kami lakukan dengan nara sumber Bapak Danang Priyadi, seorang pedagang ayam potong di Pasar Induk Giwangan dan pemilik rumah ayam potong Murakabi serta Cattering Rina.

Ilmu yang dapat kita peroleh dari Bapak Danang adalah bahwa jika ingin memulai sebuah usaha berpikirlah bahwa kita melakukannya dengan segenap hati dan berusaha menyenangkan konsumen. Hindarilah menuntut laba yang banyak dan tidak mudah pantang menyerah apabila mengalami kegagalan.

http://blog.math.uny.ac.id/nurulnovianikwu/2009/11/05/profil-seorang-wirausahawan/
[kendal-online] Profil Tokoh Wirausaha : Pak Bagyo - Kebun Asri - Cangkringan Sleman DIY

muhamad kundarto
Thu, 22 Jan 2009 22:44:18 -0800

tulisan ini bersifat subyektif dan bertujuan untuk sumber inspirasi pembaca
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Profil Tokoh Wirausaha : Pak Bagyo - Kebun Asri - Cangkringan Sleman DIY


Pak Bagyo merupakan pensiunan BRI. Selama 30an tahun beliau bergelut dengan
bidang perbankan terutama konsentrasi bidang pelunasan kredit dan pembukuan.
Kedua bidang ini konon paling tidak diminati peniti karier di bank, tapi malah
beliau menganggap ini peluang untuk melejitkan kariernya.

Tahun 2000an menjelang pensiun, beliau berkomitmen terjun ke dunia wirausaha.
Pintu mulai terbuka ketika ada order (peluang). Dengan tanpa basa-basi
mengatakan "sanggup" untuk menangkap peluang itu. Kemudian jeli memanfaatkan
setiap peluang untuk mengembangkan usahanya. Bidang usaha yang digeluti ada 4,
sbb.:

1. Rental Tanaman
Tanaman di sewakan berdasar per titik (pot). Sewa tanaman sekitar Rp
30.000/bulan. Tiap 2 minggu, tanaman ditukar dengan tanaman baru yang masih
segar. Tanaman yang 2 minggu dalam ruangan dipanaskan lagi di kebun selama 3
minggu. Demikian rotasinya, agar tanaman tetap segar dan berkecukupan terhadap
kebutuhan sinar matahari (fotosintesa).
Kata beliau, bisnis ini yang paling rendah resikonya karena hanya konsentrasi
pada tenaga dan transportasi penempatan-pemulangan barang. Instansi biasanya
juga tidak siap untuk merawat tanaman, sehingga lebih senang rental saja.
Bisnis beliau ini merupakan leader di Yogya dan saat ini lebih dari 20 instansi
menjadi pelanggannya.

2. Pemasok sayuran di supermarket
Saat ini beliau adalah pelanggan tetap untuk memasuk sayuran di beberapa
supermarket di Yogya, Solo, dan Semarang. Sayur kebanyakan berasal dari sekitar
wilayah tinggalnya di Kecamatan Cangkringan Sleman. Namun karena kebutuhan yang
banyak, beliau mendatangkan sayur dari sekitar Dukun - Muntilan - Magelang.
Bahkan ada beberapa sayuran tertentu yang didatangkan dari Jakarta apabila
tidak musimnya.
Yang menarik, aktifitas bisnis ini mulai malam sampai pagi hari. Karena barang
harus sudah disetorkan ke supermarket jam 5 pagi. Jadi pengemasan sering
dilakukan tengah malam sampai dini hari.

3. Dekorasi Manten dengan tanaman/bunga asli
Keuntungan di bisnis ini mencapai 100%. Jadi bila harga order 10 juta,
keuntungan bersih 5 jt. Namun pekerjaan ini memerlukan ritme kerja yang berpacu
dengan waktu. Seperti kita tahu, gedung pernikahan biasanya dibagi menjadi 3
sesi, yaitu pagi-siang, siang-sore, dan petang-malam. Tiap sesi hampir pasti
bukan dari pemesan yang sama dan nuansa desainnya selalu berbeda. Padahal
pelaksanaan dekorasi harus dilaksanakan di tempat itu juga. Sehingga dalam
waktu yang singkat harus sudah selesai.
Tanaman/bunga asli sebagian berasal dari kebunnya, namun kebanyakan masih pesan
di Bandung atau bahkan dari luar negeri.

4. Pemancingan
Wilayah Cangkringan merupakan kaki gunung merapi yang melimpah mata airnya.
Sumber mata air ini sering dimanfaatkan untuk kolam ikan. Beliau juga membuka
bisnis pemancingan untuk para pemancing, warung dan pendidikan lingkungan.

Di samping bisnisnya ini, beliau melakukan 'subsidi silang' apabila melakukan
kegiatan sosial (gratis) seperti pendidikan lingkungan untuk anak sekolah,
ceramah wirausaha di kampus, dan melayani kunjungan studi banding dari
siswa/mahasiswa.
Beliau juga kadang melakukan pemberdayaan dengan masyarakat petani di
sekitarnya, namun kadang terkendala besar untuk mengangkat ke arah mental
wirausaha yang mengikuti kemauan pasar.
Beliau juga sering diundang mengisi pelatihan wirausaha untuk pegawai instansi
yang menjelang purna tugas (pensiun) di berbagai hotel di beberapa kota di
Indonesia.

Penemuan beliau yang paling fenomenal adalah Cangkokan model RS (Rahman
Subagyo), yaitu dengan cara menyayat kulit pohon (sampai kekayunya) dari bawah
ke atas, satu bagian saja. Sayatan itu dibungkus dengan tanah/kompos yang
dimasukkan ke dala plastik (ukuran wadah es lilin). sebulan kemudian akan
tumbuh akar.

Kalau kita mau ngangsu kawruh (belajar) ke sana, jangan sungkan dan ragu,
beliau sangat 'welcome' pada siapa saja yang mau sharing ilmu.

Slogan beliau : temukan peluang dulu, baru membuat barang sesuai pesanan.
Jangan sebaliknya, asyik membuat produk tapi tidak tahu dipasarkan dimana.

Semoga reportase ini bermanfaat.....

M Kundarto
http://mkundarto.wordpress.com
Biografi Bob Sadino - Pengusaha Sukses Dari Indonesia

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.


Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Anak Guru

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Nama :
Bob Sadino
Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

Referensi :

- http://pengusahamuda.wordpress.com/biografi/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino
nama saya dani untoro saya lahir di boyolali, waktu kecil hidup saya di jakarta, ma'af lahir duank di kampung sd saya di 015 waktu saya sd sering ga sekolah and cabut pelajaran tapi saya selalu masuk 10 besar kok. waktu ujian uan sd saya baik kok trus saya masuk smp 124 dan waktu itu lah saya tambah bengal dan sering di panggil ortu sama guru saya, dan akhir nya saya menghadapi ujian smp untuk melanjutkan ke smk, waktu itu saya binggung mau pain belajar ja ga pernah alhamdulillah sch saya akhir nya lulus dan masuk smk 25, waktu itu saya sempat berpikir untuk berubah ke bandelan saya waktu itu. tetapi kanapa malah ketemu sama anak" yang ga bener... eh saya malah jadi ga bener juga. mudah" han saya lulus smk n 25 denagan nilai baik biar ortu saya bahagia walaupun saya bandel saya mau tujukin ke ortu saya klo saya bukan anak bandel aja tapi jenius......